topbella

Minggu, 14 Oktober 2012

Konsep, Aliran, dan Sejarah Koperasi


A.   Konsep Koperasi
Konsep koperasi adalah suatu bentuk dan susunan dari koperasi itu sendiri. Dikarenakan dilatarbelakangi oleh pemikiran pada dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada dari negara-negara barat dan negara-negara berpaham sosialis, maka konsep koperasi dibagi menjadi 2 konsep menurut Munkner dari University of Marburg, Jerman yaitu konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Sedangkan konsep berkembang dinegara dunia ketiga merupakan perpaduan dari kedua konsep tersebut.

1.      Konsep Koperasi Barat
Konsep koperasi barat merupakan suatu bentuk organisasi swasta yang dibentuk oleh orang-orang yang sukarela karena memiliki kesamaan kepentingan serta bermaksud untuk mengurusi kepentingan para anggotanya serta bisa menghasilkan keuntungan timbal balik untuk anggota koperasi maupun perusahaan koperasi tersebut. Konsep koperasi ini memiliki 2 macam dampak terhadap anggotanya yaitu:
a.       Dampak Secara Langsung
·         Promosi kegiatan ekonomi anggotanya
·         Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan, pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan keahlian untuk bertindak sebagai wirausahawan, dan kerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal.
b.      Dampak Secara Tidak Langsung
·         Pengembangan kondisi social ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun pelanggan
·         Mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil,misalnya inovasi teknik dan metode produksi
·         Diberikannya kesempatan yang sama pada koperasi dan perusahaan kecil, serta memberikan distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan memberikan harga yang wajar pada produsen dan konsumen
2.      Konsep Koperasi Sosialis
Konsep koperasi sosialis adalah sebuah konsep koperasi yang direncanakan serta dikendalikan oleh pemerintah yang dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi dan untuk menunjang perencanaan nasional. Untuk tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merukapan subsistem dari sistem sosialisme.
3.      Konsep Koperasi Negara Berkembang
Meski konsep koperasi negara berkembang merupakan gabungan dari 2 konsep diatas tapi konsep kopersi ini berkembang dengan memiliki ciri tersendiri yaitu lebih mendominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Dengan ciri tersebut memang membuat konsep ini lebih terlihat mirip dengan konsep koperasi sosialis, tapi memiliki perbedaan yang terletak pada tujuan konsep koperasi sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan kolektif, sedangkan koperasi di Negara berkembang seperti di Indonesia, tujuanya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.

B.   Aliran Koperasi
Di dalam suatu koperasi terdapat berbagai macam aliran koperasi. Aliran koperasi tersebut terbagi menjadi 3 macam yaitu: aliran yardstick, aliran sosialis, aliran persemakmuran (Commonwealth). Berikut adalah merupakan perbedaan metode aliran koperasi:
1.      Aliran Yardstick
·         Kegiatan koperasi tidak diikuti oleh campur tangan pemerintah
·         Dijumpai pada negara-negara yang berideologi kapitalis atau yang menganut perekonomian Liberal
·         Dinegara-negara barat dimana industri berkembang dengan pesat seperti di AS, Perancis, Swedia, Denmark, Jerman, Belanda  dll pengaruh aliran ini sangat kuat
·         Koperasi dapat menjadi kekuatan untuk mengimbangi, menetralisasikan dan mengoreksi

2.      Aliran Sosialis
·         Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan menyatukan rakyat, organisasi koperasi dipandang sebagai salah satu cara yang sangat efektif
·         Di negara-negara Eropa Timur dan Rusia banyak dijumpai pengaruhnya aliran ini
3.      Aliran Persemakmuran (Commonwealth)
·         Koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat berkedudukan strategis dan memegang peranan utama dalam struktur perekonomian masyarakat
·         Koperasi sebagai alat yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat
·         Hubungan pemerintah dengan gerakan koperasi bersifat “Kemitraan (partnership)”, dimana pemerintah bertanggung jawab dan berupaya agar iklim pertumbuhan koperasi tercipta dengan baik.

C.   Sejarah Koperasi
1.         Sejarah Lahirnya Koperasi
Koperasi modern berkembang pertama kali lahir pada tahun 1844 di Inggris tepatnya di kota Rochdale. Pada awalnya, Koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk keperluan sehari-hari. Perkembangan koperasi di Rochdale sangatmemengaruhi perkembangan gerakan koperasi di Inggris maupun di luar Inggris. Jumlah koperasi di Inggri sudah mencapai 100 unit pada tahun 1852. Lalu dibentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society (CWS) pada tahun 1862. Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja.
Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News. The Women’s Coorporative Guild yang dibentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara, dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat membaca surat kabar dan perpustakaan. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919, didirikanlah Cooperative Collage di Manchaster yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama.
Revolusi perancislah yang mendorong munculnya pelopor-pelopor seperti Charles Fourier dan Louis Blanc. Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan fakanteres, suatu perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat komunal.  Lois Blanc (1811-1880) dalam bukunya Organization Labour menyusun gagasannya lebih konkrit, dengan mengatakan bahwa persaingan merupakan sumber keburukan ekonomi, kemiskinan, kemerosotan moral, kejahatan, krisis industri, dan pertentangan nasional. Pada tahun 1884, kaum buruh di Perancis menuntut pemerintah untuk melaksanakan gagasan Lois Blanc untuk mendirikan koperasi, tetapi koperasi ini kemudian bangkrut. Koperasi juga berkembang di Jerman yang dipelopori Ferdinan Lasalle, Friedrich W. Raiffesen (1818-1888), dan Herman Schulze (1803-1883) di Denmark dan sebagainya. Para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative Alliance (ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.
2.         Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
Sejarah perkembangan koperasi Indonesia secara garis besar dapat dibagi dalam “ dua masa ”, yaitu masa penjajahan dan masa kemerdekaan.
a.       Masa Penjajahan
Pada tahun 1986 tokoh R. A. Wiriaatmadja yang pertama kali menginisiatifkan gerakan lahirnya gerakan koperasi Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Beliau sangat berjasa menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui koperasi. Kemudian dia mendirikan Hulp-enSpaar Bank yang dibantu oleh E. Sieberg, Asisten Residen Purwokerto. Dan didukungan juga oleh Wolf van Westerrode, pengganti Sieberg, yang kemudian mendirikan koperasi kredit sistem Raiffeisen bersama. Dengan adanya Boedi Oetomo gerakan koperasi semakin luas. Tahun 1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga ( koperasi konsumsi ). Serikat Islam pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi.
b.      Masa Kemerdekaan
Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat. terjadi titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI karena berubah-ubahnya sistem pemerintahan. Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil menumpas pemberontakan G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Namun keadaannya seperti itu, pemerintah pada tahun 1947 berhasil melangsungkan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
1. mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
2. menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Akibat tekanan dari berbagai pihak misalnya Agresi Belanda, keputiuasab Kongres Koperasi I belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, pada tanggal 12 Juli 1953, diadakanlah Kongres Koperasi II di Bandung, yang antara lain mengambil putusan sebagai berikut :
1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai pengganti SOKRI
2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru


Sumber :



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Afrika Nur Dwiyana
Tangerang, Banten, Indonesia
I'm not a beautiful and perfect girl, I'm just an ordinary and a simple girl
Lihat profil lengkapku